Saturday, November 20, 2010

Harapan

photography by Refa,
digital manipulation by Sarrie
Harapan? Harapan ternyata serupa candu yang tak pernah tuntas. Seperti tempat tujuan yang selalu ada di stasiun berikutnya. Barangkali, masih ada harapan? Barangkali? Ya. 'barangkali', harapan seperti kata-kata yang tak pernah memberi kepastian semacam itu. Tapi, distasiun, semisterius apa pun ia berada, harapan tetaplah sebuah destinasi yang nyata. Ia ada, dan siapapun yang menempuh suatu jalan kearahnya, suatu saat akan sampai kepadanya. Bukankah hanya harapan yang membuat orang-orang kurang beruntung punya hari esok?

Harapan? Ya, harapan. Bahkan ketika kau terdesak dan tak punya apa pun, harapan adalah senjata rahasia yang dianugerahkan Tuhan pada semua manusia. Bukankah saat Muhammad dan para pengikutnya semakin terdesak di Makkah, harapan adalah tenaga yang mempertahankan iman yang mereka miliki, dan menuntun langkah mereka untuk berhijrah ke Madinah? Lalu, terciptalah sebuah peradaban baru, terciptalah "harapan-harapan" berikutnya.
Harapan? Ya, harapan. Bahkan mungkin hanya itu yang menahan jutaan orang miskin di Indonesia untuk mengurungkan niatnya membeli satu jerigen minyak tanah atau membeli seutas tali untuk menghabisi dirinya sendiri.

Ya, harapan.
Bila hari ini kau kecewa, sedih atau merasa tak berarti apa-apa, tenanglah. Tarik nafasmu. Barangkali besok masih ada harapan. Bila tahun ini mimpi-mimpimu, cita-citamu, keinginanmu belum tercapai, bila kau merasa masih tak pasti, tenanglah, barangkali besok masih ada harapan. Bukankah hanya harapan yang bisa membuat kita bertahan? Tenanglah, tarik nafasmu. Besok masih ada harapan.

Didepan kamar kecilku aku berdiri menatap bintang-bintang sambil menghirup bau aroma malam.

Kau sedih hari ini? Kecewa? Tenanglah. Tarik nafasmu. Keluarlah. Diluar sana, banyak yang lebih kecewa dan menderita darimu, tetapi mereka tetap punya harapan. Tataplah bintang-bintang. Tatap hari esok. Dan bacakanlah mantra sederhana ini: star light, star bright / first star I see tonight / Wish I may, wish I might / have the wish I wish tonight...

Teruslah memiliki harapan, Sarrie

Friday, November 19, 2010

Sebuah Awal Didekatmu

photography by Dekie,
digital manipulation by Sarrie
Jejak baru ingin kupijak
Saat ada teduh kutemukan dimatamu
Saat ceria kureguk bisu didekatmu.

Ada getar yang membaur dalam desah dan bilur syahdu mengeram dalam hasrat
Tapi luka ini masih menganga
Penantian panjang yang ku jerat, ditelan mimpi kosong tak berjawab
Lara dan pedih mengukir diujung tangis yang tak berair
Masa lalu pahitku tak lelah menghantui barisan hariku

Ingin segera kutumpahkan segalanya pada pundakmu yang rela menyambutku tanpa tanya yang merajuk
Mungkinkah?
Sementara ragu mengulum dambaku kembali tiada
Hadirmu menggugahku untuk tertawa, tiba-tiba
Menciumi bahagia meski baru sekejap

Bisakah perjumpaan sesaat menjadi awal yang menuntun getar pada tali tasbih?
Menjadi dua tiang dan jembatan tanpa sebab
Menyemai arti dan menggamit mimpi, bersamamu...

Thursday, November 18, 2010

Hidup

image from flickr
Andai hidup seperti di film, yang bisa dengan mudah diselesaikan bila tak kuat lagi menanggungnya. Atau dikasih jeda untuk istirahat sambil memikirkan sekuel selanjutnya.
Tapi hidup adalah hidup. Tak pernah diberi kesempatan untuk istirahat mengambil nafas. Peristiwa silih berganti, sambung menyambung seperti pulau, membentuk rantai derita yang bukan main panjangnya. Rantai yang diseret sepanjang manusia masih mengisi patu-parunya dengan oksigen.

Bagaimanapun sulitnya, hidup harus tetap diperjuangkan. Dan menangis ada gunanya juga. Menangis membuat tubuh sedikit lebih hangat hingga malam tak perlu terasa terlalu dingin. Sementara rantai derita itu, tak akan pernah bisa membuatmu matang. Kecuali, kalau kamu buah-buahan.